Studi yang dilakukan University of Hospital San Raffaele (Milan,
Italia), dan telah dipresentasikan pada Pertemuan ke-22 Masyarakat
Neurologis Eropa (ENS) di Praha menunjukkan bahwa telah dilakukan tes
pada orang tanpa latar belakang musik tidak
hanya terlihat lebih terampil setelah menyelesaikan dua minggu latihan
rutin pada keyboard pianonya, otaknyapun mengalami perubahan secara
terukur.
Penelitian ini juga memberikan bukti bahwa
meskipun dalam jangka pendek pelatihan ambidextrous (ketrampilan dengan
kedua tangan) menyebabkan koordinasi yang lebih baik dan tindakan yang
lebih seimbang antara belahan otak kiri dan otak kanan. Pelatihan ini
juga menyebabkan respon yang meningkat untuk impuls saraf pada otot-otot jari.
Selanjutnya, rangsangan musik juga
mendorong rekonstruksi struktural dari materi abu-abu di daerah otak
yang terlibat dalam gerakan yang terkoordinasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tugas yang lebih kompleks itu, semakin baik.
Para
ilmuwan baru-baru ini juga meneliti bahwa 'neuroplastisitas' otak yaitu
sebuah proses di mana otak secara otomatis merekonstruksi dirinya dalam
menanggapi tugas yang diberikan sehingga struktur internal dan
organisasi yang paling cocok untuk sebuah
tuntutan. Fungsi Neuroplastisitas secara otomatis membangun
interkoneksi yang lebih baik dari daerah otak yang sering digunakan,
dimana sumber daya sementara ditarik dari daerah yang jarang digunakan.
Berlatih musik secara
drastis dan efektif dapat mempercepat optimalisasi kegiatan otak
tertentu, seperti yang ditunjukkan pada 2 studi berikut:.
Pada studi pertama, peneliti meminta 12 peserta tanpa pengalaman musik untuk menyelesaikan
sepuluh sesi latihan selama 35 menit pada keyboard piano elektronik
dalam periode dua minggu. Mereka memeriksa fungsi gerakan tangan peserta
sebelum dan setelah pelatihan selesai, melalui tes neurofisiologis
menggunakan 32-saluran EEG (electroencephalogram) dan stimulasi magnetik
transkranial (TMS).
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa semua peserta mencapai peningkatan dramatis dalam kemampuan
motorik mereka selama pelatihan, namun hasil yang paling mengejutkan
adalah harmonisasi di mana kedua tangan mampu melakukan kegiatan secara
bersamaan.
Dr Elise Houdayer dari University Hospital San Raffaele di Milan menyatakan bahwa:
"Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kedua tangan yang dilatih baik tangan kanan maupun tangan kiri
terjadi peningkatan yang signifikan dalam kecekatan pada tangan yg
jarang digunakan. Sepuluh hari latihan secara terus menerus ternyata
sudah cukup untuk memicu perubahan plastisitas kortikal mirip dengan hasil yang dilaporkan untuk pemusik berpengalaman. "
Penelitian
kedua dipimpin oleh Prof Massimo Filippi di Unit Penelitian
Neuroimaging di Milan di San Raffaele Hospital yg melibatkan 45 peserta
tanpa pengalaman bermusik yang dibagi kedalam 3 kelompok yang berbeda. Semua peserta diberi tugas untuk menggunakan tangan kanan mereka untuk bermain
dengan urutan tertentu pada notasi keyboard komputer yang telah
dimodifikasi, dengan mengikuti irama metronom selama 30 menit per sesi
latihan. Periode Penelitian ini melibatkan sepuluh sesi selama dua
minggu.
Kelompok pertama hanya mendengarkan metronom, sementara kelompok kedua mendengarkan sebuah musik dengan
irama yang sama dengan metronom. Kelompok ketiga diberi tugas paling
rumit melaksanakan tugas yang diberikan sambil mendengarkan musik dengan
kecepatan yang lebih cepat dari metronom. Semua peserta menjalani tes
kelincahan dan otak dengan menggunakan teknik pencitraan terbaru sebelum
dan sesudah penelitian.
Temuan mengungkapkan terjadi
peningkatan ketangkasan pada ketiga kelompok, namun yang paling besar
terjadi pada mereka yang melakukan tugas yang lebih rumit (Kelompok 3).
Prof Filippi menyimpulkan: "stimulasi musik selama latihan dapat meningkatkan kinerja motorik dan mempengaruhi plastisitas struktural otak."
Dr Rocca menambahkan: "kompleksitas tugas ini juga terkait dengan pola yang berbeda aktivasi kortikal yang diukur dengan MRI."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar